Sabtu, 29 November 2008

Fenomena Desmosedici

Desmosedici


MESIN
Mesin 990 cc Ducati Desmodromic punya kepala silinder sistem katup yang kompak. Hanya saja, mesin 90oV harus dilengkapi balancer. Jika tidak, getaran keras akan muncul yang bikin pembalapnya tertawa sampai keluar air mata. Ini kerap dirasakan joki Ducati era 990 cc yang digelitik getaran.

Makanya kepala silinder ini, tidak efisien pada 990 cc. Jika dipaksakan, distribusi bobot jadi amburadul. Sebab, tinggi dan panjangnya kepala silinder akan menabrak ban depan. Akhirnya, akal-akalan tidak produktif yang ditempuh.

Nah, konsep matang 990 cc leluasa diterapkan pada 800 cc. Kan langkah piston 800 cc lebih pendek. Otomatis desain kepala silinder lebih mungil. Dia tidak akan membentur ban depan. Juga balancer bisa terpasang sempurna. Distribusi bobot pun lebih pas. Jadi lah, Casey Stoner lenggang kangkung.

Para insinyur racing Ducati, juga enak memajukan kruk-as. Padahal, di era 990 cc, kruk-as jadi penentu alus tidaknya torsi, harus mengalah. Maksudnya, posisinya lebih dalam di crank case.

Pada 800 cc kinerja kruk-as dirancang 360o yang basisnya ‘screamer’. Mesin lebih bertenaga dan hemat bensin. Kira-kira metodenya seperti big-bang. Posisi ledakan antarpiston terus bergantian. Bukan konvensional, dua di TMA dan dua lainnya di TMB. Tapi, keempat silinder ledakannya berdekatan.

Sebelumnya, taktik ini sulit diterapkan pada 990 cc. Lantaran langkah torak diperintah kruk-as dibikin 180o ‘soft pulse’. Taktik ini memang lebih bersahabat dengan rider, tapi tenaga mesin hilang (lost) dan boros bensin. “800 cc dengan screamer tidak punya masalah dengan itu. Pokoknya tidak seperti 990 cc yang kegedean tenaga,” jelas Preziosi, juru teknik Ducati.

KLEP
Ducati memang punya katup klep unik. Sistem desmodromic memungkinkan buka-tutup klep diatur oleh benjolan kem. Tanpa tergantung pegas klep seperti pada klep konvensional. Sehingga lebih minim gesekan.

Dengan desmodromic buka-tutup klep lebih akurat. Saat in benar-benar diurut membuka klepnya. Perjalanan angkatan klep sesuai durasi chamshaft alias kem. Sebaliknya, juga begitu. Dia tidak tergantung kualitas dan situasi pegas klep. Bahan bakar yang diijeksi pun mengalir teratur.

Sistem Desmo memungkinkan mesin sanggup berkitir 19.000 rpm. Juga penggunaan bahan bakar lebih irit. Tidak seperti mesin yang menggunakan katup pegas yang sering floating (mengambang).desmosedici

ELECTRONIC TROTTLE
Ducati punya sistem kabel murni elektronik. Baik itu sensor gas atau pengereman. Dipadu dengan pegas atau per, pembalap merasakan seperti mengendarai mesin dengan grip gas konvensional. Ini bagi rider sangat familiar dan gampang dikendarai.

SASIS
Menggunakan mesin 800 lebih menguntungkan. Lebih pendek di bagian kepala silinder. Lebih leluasa dipasang di sasis. Frame belakang atau back bone sekarang model single atau satu terbuat dari karbon fiber.

Termasuk swing-arm yang didesain ulang. Pengelasan di kanan-kiri diperkuat. Sehingga mengurangi defleksi atau kelenturan lengan ayun.
bodywork

Susunan bodi diriset dan dikembangkan Alan Jenkins. Dia merancang ulang desain fairing Ducati 990. Ekor atau buntut identik dengan Ducati 1098 yang model knalpot undertailnya dari 2 menjadi 1.

Bentuk fairing juga dibikin lebih aerodinamis. Sehingga bensin tidak boros lantaran terhambat angin. Diupayakan pada kecepatan di atas 320 km/jam lebih irit bensin.

Tidak ada komentar: